![]() |
Keberadaan truk sampah menjadi transportasi untuk mengatasi sampah di Batam. |
ZonaBatam - Batam menjadi kota besar yang dipenuhi industri, namun sekarang ini masalah sampah menjadi pekerjaan rumah yang harus segera diatasi.
Sebagai kota modern, Batam memiliki peluang besar untuk mengolah sampah menjadi tepat guna secara modern dan bermanfaat baik untuk industri dan masyarakat.
Mempunyai lokasi yang berdekatan langsung dengan negara modern seperti Malaysia dan Singapura, sudah saatnya masalah sampah bisa teratasi dengan cepat dan tanpa butuh waktu lama untuk bergerak, terlebih dengan terpilihnya pemimpin baru Amsakar Achmad dan Li Claudia Chandra, sebagai Wali Kota dan Wakil Wali kota serta Kepala BP Batam.
Untuk mengatasi permasalahan sampah, Batam bisa mengambil contoh beberapa kota maju lainnya di Indonesia yang sudah menerapakan sistem pengolahan sampah secara modern.
Salah satunya Kota Surabaya, provinsi Jawa Timur yang sudah melakukan modernisasi pengolahan sampah melalui program 3R (reduce, reuse, recycle) yaitu melibatkan komunitas lokal.
Surabaya juga melakukan pengawasan sungai secara real-time, rumah kompos, Bank Sampah, Suraboyo Bus, Urban farming, Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) masyarakat dan lain sebagainya.
Sementara untuk Tempat Penampungan Akhir (TPA) Sampah, daerah yang dijuluki Kota Pahlawan ini juga menyiapkan fasilitas pengelolaan sampah menjadi energi dengan kapasitas produksi listrik dari sistem Landfill Gas Powerplant (LPG) dapat mendapatkan kapasitas listrik Mega Watt setiap harinya dari hasil yang didapat dan bisa langsung dihubungkan dengan PLN untuk kepentingan masyarakat.
Seperti diketahui terdapat Keputusan Presiden (Keppres) yang telah mengatur terkait percepatan pembangunan melalui instalasi pengolahan sampah menjadi energi listrik yang ramah lingkungan.
Dengan Perpres tersebut Pemerintah Batam diharapkan mampu melakukan pengelolaan sampah dapat memperoleh nilai tambah berupa energi listrik yang dilakukan dengan cara mengelola sampah secara terintegrasi dari hilir sampai ke hulu, sehingga jumlah timbulan sampah akan berkurang secara signifikan.
Batam juga bisa membangun lokasi daur ulang teknologi Black Soldier Fly (BSF) dengan cara bekerjasama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Sistem teknologi ini secara ilmiah menggunakan larva lalat sebagai upaya untuk memakan sampah dari sisa limbah rumah tangga untuk bisa menguraikan limbah.
Batam melalui Dinas Lingkungan Hidup selama ini sudah melakukan pembentukan bank sampah di setiap kecamatan dengan cara masyarakat diajak ikut partisipasi mengumpulkan sampah dan menabung yang hasil nya untuk kebutuhan ekonomi masyarakat.
Sebagai kota besar yang sudah mempunyai akomodasi bus, Batam bisa memanfaatkan transportasi ramah lingkungan yang mensyaratkan pembayaran ongkos bus dengan sampah plastik.
Bila sistem pengolahan sampah ini bisa diterapkan di Batam, tidak menutup kemungkinan permasalahan sampah yang terjadi di Kota dekat Singapura ini akan teratasi dan makin mendekati menjadi kota modern di Indonesia.***
COMMENTS